Vaksin Boostrix melindungi dari difteri (kesulitan pernapasan), tetanus (kejang otot), dan pertusis (batuk rejan) bagi pasien berusia 10 tahun ke atas, serta melindungi bayi dari pertusis jika ibu hamil mendapatkan vaksin ini.

Vaksin ini diwajibkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Apa isi vaksin ini?

Vaksin kombinasi tetanus, difteri, dan pertusis aselular.

Siapa yang perlu divaksin dan kapan?

Untuk pasien di atas 10 tahun: 1 dosis diberikan 5 tahun setelah dosis Td atau setelah menyelesaikan seri vaksin DTaP.

Dapatkan vaksin ini kembali 9+ tahun setelah dosis pertama sebagai booster.

Untuk ibu hamil: 1 dosis pada trimester ketiga (27 - 36 minggu).

Vaksin ini diberikan melalui suntikan ke dalam otot.

Interaksi dengan Vaksin Lain

Dapat diberikan bersama vaksin inaktif lainnya (meningokokus, pneumokokus, Hib, tifoid, HPV, influenza, hepatitis A, hepatitis B).

Manufaktur

GSK

No. Registrasi BPOM

DKI2176703143A1

• Tindakan ini tidak memerlukan puasa.
• Beritahu staf medis bila kamu memiliki dan mengalami reaksi alergi atau tanda-tanda lainnya.

Penting

Hindari vaksin ini jika pasien:

• Alergi atau hipersensitif terhadap lateks atau komponen Boostrix atau vaksin serupa.
• Mengalami gangguan fungsi otak atau neurologis (seperti sindrom Guillain-Barré) setelah vaksinasi difteri, tetanus, atau pertusis sebelumnya.
• Mengalami infeksi akut berat, kejang, atau epilepsi tidak stabil.